Hujan yang mengguyur desa Karang Mendapo sejak
Senin (4/2/13) siang hingga malam hari telah membuat para ustadz dan santri di dalam
Pondok Pesantren Al-Manar waspada. Sign (tanda) kewaspadaan tersebut didasarkan
pada debit air yang sudah mencapai tiang penyangga lantai di rumah ustadz
Jarwoto dan aula Al-Manar. Akhirnya di hari Kamis ini (7/2/13) seluruh kawasan
Pondok Pesantren Al-Manar sudah terendam air setinggi betis orang dewasa, akibat hujan dan luapan air sungai
Muara Tembesi.
Kejadian ini diawali di hari Selasa malam (5/2/13)
sedari maghrib hingga pagi harinya, hujan lebatpun terjadi sehingga sekitar
pukul 10.00 malam itu ustadz Faizal Chakiem, SHi yang bertempat tinggal di kota
Sarolangun. Ustadz yang menjabat sebagai kepala sekolah Aliyah Al-Manar
tersebut meminta beberapa santriwan kelas VI untuk membantu memindahkan
perabotan rumah tangganya lantaran air sudah memasuki rumahnya.
Saat itu juga Ridho bersama beberapa santriwan dengan
mengendarai mobil dinas Al-Manar, langsung menuju Sarolangun. Sementara itu
perabotan di rumah ustadz Jarwoto pun sudah dikemas olehnya dibantu beberapa
santriwan lainnya yang memang sudah siap siaga. Demikian pula rumah ustadz
Musta’in yang memang berdekatan dengan rumah ustadz Jarwoto, mulai bersiap-siap
juga.
Meskipun kejadian ini belum separah peristiwa pada
18 Maret 2010 lalu namun kegiatan proses belajar mengajar (PBM) menjadi
terganggu. Hingga berita ini dimuat, belum ada berita dari pihak yang berwenang
di Pondok Pesantren Al-Manar, para santri akan dipulangkan (diliburkan) ke
rumah masing-masing.
Sementara itu menurut Kodri, salah seorang pemuda desa Karang Mendapo, tempat tinggal kepala desa Karang Mendapo pun terendam air akibat hujan yang turun hampir setiap hari tersebut. (QQ/PesanTrend)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Berikanlah Komentar Anda Disini Dengan Sopan dan Baik serta Tidak Melanggar UU ITE