Rabu,
20/2/2013, Sekitar pukul 17.45 WIB , Ibu Yani Cahyani dari ditjen hortikultura
Deptan RI Jakarta bersama bapak Hamzah dari Deptan Prop. Jambi didampingi
kandep Deptan Kab. Sarolangun mengunjungi Pondok Pesantren Al-Manar, dalam
rangka meninjau lahan perkebunan Pondok Pesantren Al-Manar.
Salurkan Bantuan Anda Untuk Pembangunan PERLUASAN MASJID AL-MANAR
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan pastisipasinya.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan pastisipasinya.
Rabu, 20 Februari 2013
Sabtu, 16 Februari 2013
KINI SANTRI AL-MANAR BERAKTIVITAS KEMBALI
Situasi Debit Air/Banjir Pada Hari Sabtu, 16/2/13 |
Salah Satu Lokal Belajar Yang Sudah Bersih Dari Lumpur |
Setelah sepekan lebih, para
santri dipulangkan lantaran lokal belajar dan tempat bermukim terendam banjir,
mulai hari Jum’at (15/2/13) kemarin, para
santri mulai tiba kembali di Pondok Pesantren Al-Manar.
Kamis, 07 Februari 2013
HARI INI SELURUH SANTRI AL-MANAR DIPULANGKAN
Hari kamis ini (7/2/13) seluruh santriwan dan
santriwati Pondok Pesantren Al-Manar secara resmi dipulangkan untuk waktu yang
tidak dapat ditentukan, begitulah isue yang beredar di kalangan para santri
yang sedang menanti jemputan dari orangtua mereka atau menunggu mobil angkutan
pedesaan yang biasanya lalu-lalang.
“Semua santri memang hari ini boleh pulang ke rumah
masing-masing sampai banjir yang menggenangi kawasan Al-Manar ini dinyatakan
aman untuk belajar dan bermukim,” tutur ustadz Musta’in yang dihubungi via
telepon pagi ini. “Yah, kalau dalam 2 atau 3 hari ke depan airnya sudah surut
dan layak untuk belajar dan bermukim, kami akan mengontak para wali santri
supaya anak-anak mereka kembali ke Al-Manar, kecuali santriwan kelas VI yang
masih kami pertahankan untuk tidak pulang karena mereka diminta untuk membantu mengungsikan alat-alat kantor dan sarana belajar lainnya” lanjutnya.
Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, air yang
memasuki kawasan pontren Al-Manar ini, akibat hujan cukup lebat selama hampir 3
hari berturut-turut, sejak hari Senin (4/2/13) kemarin. Selain itu juga akibat
luapan ai sungai Muara Tembesi yang memang sudah tida mampu menampung air hujan
yang berasal dari arah Sarolangun dan sekitarnya.
Menurut ustadz Hamdani, para istri ustadz sudah
terlebih dahulu diungsikan bersama anak-anaknya karena rumah para ustadz yang
berada di sebelah utara juga sudah terendam air. Gedung baru yang diperuntukkan
bagi santri kelas 1, 2 dan 3 juga diambang bahaya. Tinggal sekitar 5 cm lagi,
gedung baru ini akan kemasukan air, tutur Lukman, salah satu pemburu berita
IJSMM yang aktif memberitakan berita tersebut di akun FB, FOKAL (Forum Keluarga
Al-Manar).
Hingga berita ini disampaikan, para santriwan kelas
6, masih mengungsikan perengkapan kantor dan sebagian lagi menyelamatkan
buku-buku pelajaran yang cukup banyak di perpustakaan Al-Manar. Sementara santri
Pramuka Penegak akan mempersiapkan 2 buah tenda yang dipasang di atas gedung
asrama santriwati sebagai pusat informasi bilamana dikehendaki oleh penasuh
kesantrian, ustadz Musta’in. (QQ/PesanTrend)
KAWASAN PONTREN AL-MANAR TERENDAM AIR, KEGIATAN “PBM” MULAI TERGANGGU
Hujan yang mengguyur desa Karang Mendapo sejak
Senin (4/2/13) siang hingga malam hari telah membuat para ustadz dan santri di dalam
Pondok Pesantren Al-Manar waspada. Sign (tanda) kewaspadaan tersebut didasarkan
pada debit air yang sudah mencapai tiang penyangga lantai di rumah ustadz
Jarwoto dan aula Al-Manar. Akhirnya di hari Kamis ini (7/2/13) seluruh kawasan
Pondok Pesantren Al-Manar sudah terendam air setinggi betis orang dewasa, akibat hujan dan luapan air sungai
Muara Tembesi.
Kejadian ini diawali di hari Selasa malam (5/2/13)
sedari maghrib hingga pagi harinya, hujan lebatpun terjadi sehingga sekitar
pukul 10.00 malam itu ustadz Faizal Chakiem, SHi yang bertempat tinggal di kota
Sarolangun. Ustadz yang menjabat sebagai kepala sekolah Aliyah Al-Manar
tersebut meminta beberapa santriwan kelas VI untuk membantu memindahkan
perabotan rumah tangganya lantaran air sudah memasuki rumahnya.
Saat itu juga Ridho bersama beberapa santriwan dengan
mengendarai mobil dinas Al-Manar, langsung menuju Sarolangun. Sementara itu
perabotan di rumah ustadz Jarwoto pun sudah dikemas olehnya dibantu beberapa
santriwan lainnya yang memang sudah siap siaga. Demikian pula rumah ustadz
Musta’in yang memang berdekatan dengan rumah ustadz Jarwoto, mulai bersiap-siap
juga.
Meskipun kejadian ini belum separah peristiwa pada
18 Maret 2010 lalu namun kegiatan proses belajar mengajar (PBM) menjadi
terganggu. Hingga berita ini dimuat, belum ada berita dari pihak yang berwenang
di Pondok Pesantren Al-Manar, para santri akan dipulangkan (diliburkan) ke
rumah masing-masing.
Sementara itu menurut Kodri, salah seorang pemuda desa Karang Mendapo, tempat tinggal kepala desa Karang Mendapo pun terendam air akibat hujan yang turun hampir setiap hari tersebut. (QQ/PesanTrend)
Langganan:
Postingan
(
Atom
)