Bertempat di aula serba guna Ma’had Al-Manar, hari Rabu, 25 Jum. Awwal 1433=16 Mei 2012, pelepasan santri angkatan XVI tahun 1433 H/2012 M akhirnya dapat berlangsung cukup meriah setelah mengalami penundaan waktu sekitar sepekan. Menurut ketua panpel, Arif Shubchan, penundaan waktu yang semestinya hari Kamis, 10 Mei 2012 menjadi hari Rabu kemarin tersebut lantaran rencana Mudir Ma’had bersama istri beliau yang akan Umroh ke tanah suci Makkah.
Kehadiran Mudir Ma’had Al-Manar, Buya Abdullah Shoefie benar-benar menambah suasana khitmad dan syahdu bagi para santri kelas VI yang akan meninggalkan Ma’had Al-Manar ini, walaupun kondisi Buya Abdullah Shoefie sendiri masih tergolong belum fit sepenuhnya. Hal ini terlihat ketika Buya menyerahkan map tanda tamat kepada para santri, tangannya yang masih gemetar dan tampak dituntun menuju podium.
Mewakili Buya Abdullah Shoefie, ustadz Musta’in sebagai pengasuh kesantrian, di dalam tausiahnya sempat menyatakan hendaknya para santri yang telah tamat , janganlah sekali-kali melupakan tempat dirinya ditempa dan dibesarkan selama 6 tahun ini. Selain itu beliau juga mengharapkan supaya para alumni angkatan XVI ini tetap tekun menuntut ilmu-ilmu pengetahuan, terutama ilmu agama dan tegar menghadapi berbagai rintangan yang ada di dunia.
Sementara bapak Kamisan, sebagai perwakilan dari wali santri yang akan meninggalkan Ma’had Al-Manar, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas jerih payah para pendidik dan pengajar (ustadz dan ustadzah) yang selama 6 tahun memberikan seluruh ilmu dan perhatiannya kepada anak-anak.
Penyampaian kesan dan pesan oleh salah seorang santri yang akan meninggalkan Ma’had Al-Manar, Eko Mustaqim, sempat mengundang sedikit tawa lantaran dia banyak bercerita bagaimana para santriwan semburat bangun di waktu subuh manakala air mengguyur badan dan kasurnya. Langganan menerima guyuran atau cipratan air supaya bangun di waktu subuh hampir selama 6 tahun ini takkan dirasakan lagi di hari-hari mendatang. Padahal, menurutnya, dampak positifnya sangat besar yakni melatih santri hidup tepat waktu dan disiplin.
Lain lagi halnya yang diucapkan Fajar Romadhon, santri kelas V yang mewakili adik-adik santri Ma’had Al-Manar. Ia justru kehilangan indahnya hari-hari kebersamaan bersama kakak kelasnya. Makan-makan, main bersama, diskusi dan tengkar mulut merupakan cerita indah yang tak akan ditemukan lagi di hari-hari mendatang, demikian Fajar mengungkapkannya dengan irama bagai pujangga.
kabar burung yang beredar di kalangan para santri, dapat dipastikan hampir seluruh alumni santri angkatan XVI tahun 2012 ini melanjutkan pendidikannya ke luar propinsi Jambi, seperti Bengkulu, Jakarta dan Jogjakarta.
Hingga kini tercatat sudah lebih dari 20 orang alumni Ma’had Al-Manar yang berhasil mencapai gelar sarjana (S-1), 3 orang alumni mencapai gelar S-2 dan seorang alumni akan mencapai gelar S-3 yang sekarang sedang kuliah di negara Turki. (QQ dan tim MADING “PesanTrend”)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Berikanlah Komentar Anda Disini Dengan Sopan dan Baik serta Tidak Melanggar UU ITE